NASA Ungkap Foto Terbaru Permukaan Bulan

Foto-foto itu menggambarkan bahwa banyak puing tertinggal di permukaan Bulan.

Muhammad Firman
Foto-foto ini menggambarkan bahwa banyak puing-puing tertinggal di permukaan Bulan. Di saat yang sama, ilmuwan tengah memprihatinkan banyaknya sampah di orbit planet Bumi. (space.com)
BERITA TERKAIT
VIVAnews - NASA memublikasikan gambar-gambar yang sebelumnya belum pernah diketahui khalayak seputar tiga titik pendaratan di Bulan. Foto-foto resolusi tinggi ini menampilkan gambar yang sangat detail atas situs eksperimen, jejak kaki para astronot, serta kendaraan di Bulan.

Dalam sebuah jumpa pers, Jim Green, Director Planetary Science Division NASA memperlihatkan foto-foto situs pendaratan Apollo 12, 14, dan 17 yang diambil oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO).

“Kita bisa melihat jejak bekas langkah kaki para astronot dengan detail yang lebih baik dan melihat dari mana mereka mengambil sampel-sampel bebatuan di Bulan,” kata Noah Petro, geolog bulan di Goddard Space Flight Center NASA, seperti dikutip dari Huffington Post, 7 September 2011.

Menurut Mark Robinson, peneliti dari Arizona State University yang bertugas sebagai peneliti utama studi LRO, foto-foto baru ini berbeda dengan foto-foto permukaan Bulan yang sebelumnya pernah diambil.

“Gambar dari Narrow Angle Camera pada ketinggian rendah memperdalam pengetahuan kita terhadap permukaan Bulan,” ucap Robinson. “Salah satu contoh adalah tajamnya bekas jejak kendaraan penjelajah di situs pendaratan Apollo 17. Pada foto terdahulu, jejak tersebut memang terlihat, namun kini garis paralel tajam terlihat di permukaan,” ucapnya.

Foto-foto terbaru ini juga menggambarkan bahwa banyak puing-puing tertinggal di permukaan Bulan di saat para ilmuwan tengah memprihatinkan banyaknya sampah yang tertinggal di ruang angkasa, di orbit planet Bumi.

“Kita gagal mengontrol kebersihan lingkungan,” kata Donald Kessler, mantan peneliti senior NASA. “Tampaknya membersihkan sampah di ruang angkasa kini sudah menjadi kebutuhan,” ucapnya.

Adapun misi ke Bulan berikutnya NASA adalah mengirimkan sensor kembar untuk mempelajari gravitasi Bulan. Data yang dikumpulkan akan memberikan informasi bagi ilmuwan untuk lebih memahami bahan-bahan pembentuk Bulan, hingga sampai ke intinya. (eh)
• VIVAnews

Info Nasa Terbaru Ledakan Bintik Matahari

Info Nasa Terbaru Ledakan Bintik Matahari Picu Badai Matahari Medan Magnet Dan Radiasi Elektromagnetik Luar Angkasa. Kabar tak menyenangkan lagi-lagi datang dari ranah astronomi. Akhir minggu lalu, salah satu bintik matahari baru saja erupsi alias meletus dan menyemburkan korona dalam jumlah besar atau disebut sebagian orang sebagai badai matahari. Sebaiknya dibaca juga Kiamat 2012 Ramalan Badai Matahari Diundur Karena Salah Tafsir Naskah Suku Maya dan bukti terbaru ramalan kiamat 2012 Mama Lauren akibat peristiwa badai matahari..

Adakah dampaknya terhadap bumi? Ada. Tetapi, siapa pun berharap hal itu tidak terjadi.

Jika Anda pernah mendengar berita tentang prediksi badai matahari yang terjadi di tahun 2013 (bukan tahun 2012) nanti dan akan melumpuhkan seluruh aktivitas di bumi, kurang lebih apa yang terjadi akhir minggu lalu juga demikian. Akan tetapi, skalanya kali ini kemungkinan tidak sebesar perkiraan sebelumnya.

Pada gambar korona, atau cahaya semu di sekitar matahari, yang tertangkap oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) dan pesawat ruang angkasa kembar milik NASA, STEREO, nampak awan gas meletus keluar dari bintik matahari 1123 di sekitar bagian selatan matahari pada Jumat dini hari waktu setempat.

Letusan itu telah diklasifikasikan ilmuwan sebagai bintik surya C-4. Sayangnya, material yang "dimuntahkan" erupsi tersebut mengarah lurus ke arah bumi dengan kecepatan nyaris mendekati 500 kilometer per jam.

NASA memperkirakan awan gas tersebut akan sampai ke atmosfer bumi sekitar dua-tiga hari sejak Jumat, atau sekitar hari Minggu atau Senin waktu setempat (Florida, Amerika Serikat). "Pengamat lintang astronomi harus mewaspadai adanya aurora pada hari-hari tersebut," tutur NASA dalam keterangannya, yang dikutip VIVAnews dari TG Daily, Senin 15 November 2010.

Kabar baiknya, kali ini hanya sebagian kecil titik api yang cukup kuat untuk menghasilkan badai matahari. Namun, jika jumlah materinya cukup besar, yang mana kebanyakan mengandung proton dan elektron, tentu saja mampu menghasilkan medan magnet dan radiasi elektromagnetik ke ruang angkasa.

Hasilnya, radiasi yang muncul kemudian merusak seluruh gelombang elektromagnetik di bumi dan membuat bencana besar.

Bisakah Anda membayangkan bumi tanpa telekomunikasi? Hampir seluruh alat transportasi massal akan lumpuh, mulai dari kereta api, MRT, subway, dan tentu saja pesawat terbang.

Segala bentuk navigasi yang berbasis GPS dan berhubungan dengan satelit akan terkena imbas. Jaringan mobile dan radio akan lenyap. Dan, kemungkinan terburuk yang terjadi: beberapa hari ke depan kita hidup tanpa listrik. vivanews.com---(http://besteasyseo.blogspot.com)

Populasi Muslim Melebihi Yahudi di Amerika

Populasi Muslim Melebihi Yahudi di Amerika

Impian kesempatan yang sama untuk setiap orang tidak terwujud di Amerika, namun janji tersebut ada bagi semua yang datang ke pantai kami. Dan itu termasuk sekitar 7 juta Muslim Amerika di negara kami saat ini yang menikmati pendapatan dan tingkat pendidikan lebih tinggi ketimbang rata-rata warga Amerika," demikian penggalan pidato Presiden Barak Hussein Obama di Universitas Kairo, Juni 2009.

Apakah Obama tidak berlebihan dengan klaim jika Amerika saat ini salah satu negara berpopulasi Islam terbesar, dengan sekitar 7 juta Muslim? Presiden Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Ibrahim Hopper, meyakini hitungan tersebut benar. "Saya mendasarkan kesimpulan itu dari ekstrapolasi data studi kantor-kantor cabang kami terhadap pengunjung masjid," ujarnya seperti yang dikutip oleh Canadian Press (23/6). Bahkan menurut data tersebut, Ibrahim mendukung pernyataan Presiden AS, berani mengatakan bahwa jumlah Muslim telah melampaui populasi Yahudi, menjadi agama terbesar kedua di Amerika.

Keyakinan Ibrahim tidak berlebihan. Menurut data survey buku tahunan Yahudi Amerika--yang notabene tidak independen--menyatakan jumlah populasi Yahudi di Paman Sam adalah berkisar 6,7 juta orang.

Ibrahim juga mengungkapkan ia telah menjadi saksi perubahan konsetelasi keagamaan di negara itu. "Ketika saya datang ke komunitas (Washington)DC sepuluh tahun lalu, masjid yang saya kunjungi di Sterling, Virginia, hanya menyelenggarakan satu kali sholat Jumat bagi kaum papa," tuturnya.

"Kini, masjid telah membangun fasilitas besar baru, melakukan sholat Jumat beberapa kali, dan mengoperasikan lokasi-lokasi satelit, untuk kebutuhan dakwah," imbuhnya. Hanya saja ketika ditanya jumlah pasti Muslim dan Masjid saat ini, Ibrahim mengaku tak tahu.

Sulit menghitung populasi pasti umat Muslim

Mengapa miskin data demografi? Satu alasan, menurut direktur eksekutif Institut Zwemer, Doktor James Dretke, fakta yang terjadi, Muslim tidak terlibat dalam masjid seperti umat Nasrani bergabung dengan Gereja. Alhasil, hampir mustahil untuk menghitung mereka berdasar daftar keanggotaan.

Alasan lain terletak pada Biro Sensus Amerika Serikat. Selama 50 tahun terakhir, pemerintah AS--tidak seperti negara lain--tidak menyertakan pertanyaan tentang afiliasi agama penduduk dalam sensus mereka.

Berdasar formulir sensus terbaru, Amerika hanya meminta, berdasar hukum, untuk mengisi keterangan jenis ras, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan; mulai dari pembayaran kredit rumah atau sewa rumah, dan kondisi mental serta fisik mereka.

Mereka bahkan diwajibkan menginformasikan si Paman Sam apakah rumah mereka memiliki toilet siram dan lemari es. Namun mereka tidak ditanya soal agama yang mereka anut.

Pertanyaan tersebut dianggap akan menyiderai hak-hak sipil mereka. Maka, jumlah Muslim yang kini tinggal di negara tersebut tetap menjadi isu perdebatan

Apakah jumlah Muslim di pemerintahan Obama meningkat?

Direktur Forum Timur Tengah, Daniel Pipes, mengatakan klaim bahwa Muslim di AS kini mencapai 7 juta adalah kenaikkan kasar. "Dari penelitian ke penelitian," ujar Daniel, "ditemukan jika statistik demografi itu kira-kira tiga kali terlalu tinggi,"

Namun studi, yang digunakan Daniel untuk mendukung argumennya, dilakukan hampir sepuluh tahun lalu. Acuan pertamanya adalah Survei Indentifikasi Keberagamaan Amerika, yang dilakukan oleh Graduate Center Universitas Kota New York, pada 2001 silam.

Penelitian itu menyurvei lebih dari 50 ribu orang dan memperkirakan total populasi Muslim Amerika sekitar 1,8 juta. Studi kedua, pada 2000 silam, disponsori oleh Komite Yahudi Amerika, menempatkan populasi Muslim dengan jumlah 1.886.000 juta. Tentu saja studi yang menjadi landasan pendapat Daniel sangat dapat diperdebatkan.

Buku tahunan, versi tahun 2000, Gereja Amerika dan Kanada  memperkirakan ada sekitar 3,9 juta Muslim di A.S pada waktu itu. Sementara Survei Internasional Zogby, yang dirilis Agustus 2000, telah menyatakan jika jumlah Muslim Amerika mencapai 8 juta orang.

Survei independen terkini

Beberapa studi baru-baru ini menunjukkan jika Muslim mungkin dianggap berjumlah lebih dari 7 juta di AS. Survei yang dilakukan oleh Masyarakat Kedokteran Amerika dan Universitas Cornell, memperkirakan jumlah Muslim AS, di kisaran 8 hingga 10 juta.

Penemuan itu langsung memicu pertanyaan dari Pusat Riset Pew, yang memegang data jika populasi Islam Amerika adalah 2,35 juta. Namun ada masalah serius pula dalam studi yang dilakukan Pew.

Peneliti Pew mengakui, studi mereka tidak memasukkan imigran dan Muslim dari kalangan miskin kulit hitam. Tak hanya itu, survei bermetode per telpon yang dilakukan Pew, terbatas dengan kawasan. Padahal fakta di Amerika, sekitar 50  persen warga negara itu, berusia 18-35 tahun, bahkan hampir 100 persen imigran ilegal, menggunakan ponsel pribadi.

Banyak orang saat ini, termasuk petugas kepolisian kota besar, cenderung menerima perkiraan terbesar. Seorang petugas dari Departemen Kepolisian New York, Detektif David Casey, misal, menyatakan jika kini ada lebih satu juta Muslim di dalam lima distrik di New York.

Keberadaan Muslim

Bila proyeksi berdasar kedatangan pengunjung masjid yang dilakukan CAIR benar, maka keberadaan populasi umat Islam di Amerika telah mencapai lebih dari 12 juta orang. Pada 1990, Amerika menjadi rumah kurang dari 600 masjid. Namun pada 2000, jumlah tersebut mendaki hingga 1.400 buah.

Padahal jumlah itu belum termasuk tempat-tempat ibadah yang menyebar di komplek-kompleks persewaan murah, garasi toko, gudang terabaikan, klub sosial Timur Tengah, rumah pribadi, kampus, dan gudang toko. Lalu berapa jumlah pasti Muslim di Amerika? Belum ada seorang pun yang tahu.(rpb/sbl).

Sumber :http://www.sabili.co.id